Cobaan datang
Hal positif yang harus kamu lakukan ketika mendapatkan musibah/bencana
- Harus sabar dan sholat wajib serta berdoa agar semua cobaan yang sedang kita hadapin ada jalan keluar, sungguh Allah memberikan cobaan baik itu harta,alam,penyakit,fisik,nonfisik,kelaparan,dll.itu bukti dan rasa sayang allah kepada kita,tergantung kita menyikapi semua masalah dan cobaan yang sedang kita hadapi,Maha besar allah dan maha penyayang,sungguh di balik cobaan yang Allah berikan pasti ada jalan keluar dan hikmah positif yang ada.
- Memohon ampunan kepada Allah,Manusia tidak luput dari dosa,allah maha mengetahui segala perbuatan manusia,kita harus tetap optimis dan hadapi semua cobaan yang allah berikan kepada kiata,sering kita merasa "bahwa allah tidak adil,BUKAN" memang syaiton terus membisik-bisikan kita agar kita terjerumus dengan apa yang syaiton/setan,iblis bisikan kepada kita sesungguhnya musuh yang amat nyata bagi manusia adalah syaiton/iblis
- harus optimis dan yakin di balik musibah/cobaan yang sedang di hadapin pasti ada jalan keluar yang telah allah berikan kpada kita,memang manusia tidak tahu kapan cobaan akan datang menimpa diri mereka....sungguh beruntunglah orang-orang yang sabar😄💪
- Harus sabar dan sholat wajib serta berdoa agar semua cobaan yang sedang kita hadapin ada jalan keluar, sungguh Allah memberikan cobaan baik itu harta,alam,penyakit,fisik,nonfisik,kelaparan,dll.itu bukti dan rasa sayang allah kepada kita,tergantung kita menyikapi semua masalah dan cobaan yang sedang kita hadapi,Maha besar allah dan maha penyayang,sungguh di balik cobaan yang Allah berikan pasti ada jalan keluar dan hikmah positif yang ada.
- Memohon ampunan kepada Allah,Manusia tidak luput dari dosa,allah maha mengetahui segala perbuatan manusia,kita harus tetap optimis dan hadapi semua cobaan yang allah berikan kepada kiata,sering kita merasa "bahwa allah tidak adil,BUKAN" memang syaiton terus membisik-bisikan kita agar kita terjerumus dengan apa yang syaiton/setan,iblis bisikan kepada kita sesungguhnya musuh yang amat nyata bagi manusia adalah syaiton/iblis
- harus optimis dan yakin di balik musibah/cobaan yang sedang di hadapin pasti ada jalan keluar yang telah allah berikan kpada kita,memang manusia tidak tahu kapan cobaan akan datang menimpa diri mereka....sungguh beruntunglah orang-orang yang sabar😄💪
Seorang Mukmin dengan ketakwaannya kepada Allâh Ta’ala, memiliki kebahagiaan yang hakiki dalam hatinya, sehingga masalah apapun yang dihadapinya di dunia ini tidak akan membuatnya mengeluh atau stres, apalagi berputus asa. Hal ini disebabkan keimanannya yang kuat kepada Allâh Ta’ala membuat dia yakin bahwa apapun ketetapan yang Allâh Ta’ala berlakukan untuk dirinya maka itulah yang terbaik baginya.
Dengan keyakinannya ini pula Allâh Ta’ala akan memberikan balasan kebaikan baginya berupa ketenangan dan ketabahan dalam jiwanya. Inilah yang dinyatakan oleh Allâh Ta’ala dalam firman-Nya:
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali denga izin Allâh; barang siapa yang beriman kepada Allâh, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allâh Maha Mengetahui segala sesuatu
(Qs at-Taghâbun/64:11)
(Qs at-Taghâbun/64:11)
“Maknanya seseorang yang ditimpa musibah dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allâh Ta’ala, kemudian dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allâh Ta’ala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allâh Ta’ala tersebut, maka Allâh Ta’ala akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya dan menggantikan musibah dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Allâh Ta’ala akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang lebih baik baginya.”[5]
Inilah sikap seorang Mukmin yang benar dalam menghadapi musibah yang menimpanya.
Meskipun Allah Ta’ala dengan hikmah-Nya yang Maha Sempurna telah menetapkan bahwa musibah itu akan menimpa semua manusia, baik orang yang beriman maupun orang kafir, akan tetapi orang yang beriman memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang kafir, yaitu ketabahan dan pengharapan pahala dari Allah Ta’ala dalam menghadapi musibah tersebut. Dan tentu saja semua ini akan semakin meringankan beratnya musibah tersebut bagi seorang Mukmin.
Dalam menjelaskan hikmah yang agung ini, Ibnul Qayyim rahimahullâh mengatakan:
“Sesungguhnya semua (musibah) yang menimpa orang-orang yang beriman dalam (menjalankan agama) Allah Ta’ala senantiasa disertai dengan sikap ridha dan ihtisâb (mengharapkan pahala dari-Nya). Kalaupun sikap ridhatidak mereka miliki maka pegangan mereka adalah sikap sabar dan ihtisâb. Ini (semua) akan meringankan beratnya beban musibah tersebut. Karena, setiap kali mereka menyaksikan (mengingat) balasan (kebaikan) tersebut, akan terasa ringan bagi mereka menghadapi kesusahan dan musibah tersebut.
Adapun orang-orang kafir, mereka tidak memiliki sikap ridha dan tidak pula ihtisâb. Kalaupun mereka bersabar (menahan diri), maka (tidak lebih) seperti kesabaran hewan-hewan (ketika mengalami kesusahan).
Sungguh Allâh Ta’ala telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya yang artinya:
”Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan” (Qs an-Nisâ/4:104).
Jadi, orang-orang Mukmin maupun kafir sama-sama menderita kesakitan, akan tetapi orang-orang Mukmin teristimewakan dengan pengharapan pahala dan kedekatan dengan Allah Ta’ala.”[6]
HIKMAH COBAAN
Di samping sebab-sebab di atas, ada lagi faktor lain yang bisa meringankan semua kesusahan yang dialami seorang Mukmin di dunia ini, yaitu merenungi dan menghayati hikmah-hikmah agung yang Allah Ta’ala jadikan dalam setiap ketentuan yang terjadi pada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Dengan merenungi hikmah-hikmah tersebut, seorang Mukmin akan semakin yakin bahwa semua cobaan yang menimpanya pada hakikatnya adalah kebaikan bagi dirinya, untuk menyempurnakan keimanannya dan semakin mendekatkan diri-Nya kepada Allah Ta’ala.
Semua ini, di samping akan semakin menguatkan kesabarannya, juga akan membuatnya selalu bersikap husnuzh zhann (berbaik sangka) kepada Allâh Ta’ala dalam semua musibah dan cobaan yang menimpanya.
Dengan sikap ini, Allâh Ta’ala akan semakin melipatgandakan balasan kebaikan baginya, karena Allah Ta’ala memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam sebuah hadits qudsi yang artinya:
“Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepada-Ku”.
Maknanya: Allah Ta’ala akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, dan Dia akan berbuat pada hamba-Nya sesuai dengan harapan baik atau buruk dari hamba tersebut, maka hendaknya hamba tersebut selalu menjadikan baik persangkaan dan harapannya kepada Allâh Ta’ala.[8]
Di antara hikmah yang agung tersebut adalah:
1. |
Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai obat pembersih untuk mengeluarkan semua kotoran dan penyakit hati yang ada pada hamba-Nya. Kalau seandainya kotoran dan penyakit tersebut tidak dibersihkan maka dia akan celaka (karena dosa-dosanya), atau minimal berkurang pahala dan derajatnya di sisi Allâh Ta’ala. Jadi musibah dan cobaanlah yang membersihkan penyakit-penyakit itu, sehingga hamba tersebut meraih pahala yang sempurna dan kedudukan yang tinggi di sisi Allâh Ta’ala[9].
|
2. | Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai sebab untuk menyempurnakan penghambaan diri dan ketundukan seorang Mukmin kepada-Nya, karena Allâh Ta’alamencintai hamba- Nya yang selalu taat beribadah kepada-Nya dalam semua keadaan, susah maupun senang.[10]Inilah makna sabda Rasûlullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam :
“Sungguh mengagumkan keadaan seorang Mukmin, semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang Mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.”[11]
|
3. | Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan di dunia sebagai sebab untuk menyempurnakan keimanan seorang hamba terhadap kenikmatan sempurna yang Allâh Ta’ala sediakan bagi hamba-Nya yang bertakwa di surga kelak. Inilah keistimewaan surga yang sangat jauh berbeda keadaannya dengan dunia Allâh Ta’ala menjadikan surga-Nya sebagai negeri yang penuh kenikmatan yang kekal abadi, serta tidak ada kesusahan dan penderitaan padanya selamanya. Sehingga kalau seandainya seorang hamba terus-menerus merasakan kesenangan di dunia, maka tidak ada artinya keistimewaan surga tersebut, dan dikhawatirkan hatinya akan terikat kepada dunia, sehingga lupa untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang kekal abadi di akhirat nanti.[12]Inilah di antara makna yang diisyaratkan dalam sabda Rasûlullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam :
”Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.”
Mungkin kamu lupa satu hal. Untuk apa mencari bahu untuk bersandar, kalau nyatanya kamu hanya butuh lantai untuk bersujud?
Mencari pelarian dari masalah dan cobaan yang tengah menderamu hanyalah jalan pintas yang sia-sia. Berpergian ke sana-kemari, melintas ke tempat-tempat gemerlap, mencicipi apa yang terlarang, semua hanya memberi kesenangan sesaat. Sepulangnya kamu di rumah, beban itu kembali terasa.
Pun kamu sudah menceritakan masalahmu ke beberapa kawan, namun kelegaan tak kunjung kamu dapatkan. Tak ada seorang pun yang benar-benar paham dengan cobaan yang tengah kamu hadapi saatuntuk bersujud. Jangan pernah merasa munafik karena datang kepada-Nya hanya saat kamu dalam masalah. Bukankah Dia sebaik-baik tempat untuk berkeluh kesah?
Sadar atau tidak, cobaan adalah bentuk kerinduan Tuhan untukmu. Tuhan hanya sedang kangen mendengar keluh kesahmu
Mungkin beberapa waktu belakangan, kamu terlalu asyik dengan segala rencana hidupmu. Hingga kamu lupa bahwa di atas segalanya, Tuhan lebih berhak menentukan nasib yang terbaik buatmu. Kegagalan, ujian, cobaan, masalah, beban, atau ingin kamu juluki dengan nama apa pun perlu kamu terima dengan lapang dada. Ingat saja itu adalah bentuk rasa sayang Tuhan kepadamu.
Dia mengingatkanmu yang tengah ‘libur’ memikirkannya dengan sederet cobaan dan himpitan beban. Oleh karena Tuhan adalah tempat terbaik untuk berkeluh kesah. Gantungkan segala harapmu hanya pada-Nya. Maka dengan sendirinya kamu akan tenang. Hati ini akan lapang dengan sendirinya.
Ingat ini ketika kamu mulai
Untuk apa merasa terpuruk sendiri, jika Tuhan tak pernah lelah menyemangati. Dalam setiap kesedihan dan kesempitanmu, ada lapang yang sedang disimpan oleh-Nya untukmu yang tidak mau menyerah begitu saja.
Sederhana memasrahkan masalahmu hanya kepada-Nya. Dengan sendirinya kamu pun akan merasa lega dan tenang saja menghadapi ujian yang menghadang.
Kamu harus bersyukur dengan hadirnya cobaan di tengah hidupmu. Tak hanya mengingatkanmu akan kuasa Tuhan, cobaan pun sesungguhnya membentuk pribadimu menjadi lebih dewasa. Suatu saat nanti ketika kamu sudah selesai menjalaninya, kamu akan takjub dengan betapa jauh langkah yang telah kamu tapaki untuk sampai ke posisi itu. Bahkan tanpa kamu sadari, hatimu jadi lapang dan dipenuhi dengan kedamaian.©2018 HIPWEE
|
No comments:
Post a Comment